Legenda Ki Jumad dan Larangan Menabuh Bedug Masjid di Indramayu
Di balik padatnya aktivitas, ada beberapa desa di Kabupaten Indramayu yang memiliki tradisi unik terkait bedug masjid. Di Desa Jatisawit Lor dan Desa Jatisawit, Kecamatan Jatibarang, bedug masjid di Indramayu tidak pernah ditabuh. Bahkan, pada waktu salat lima waktu maupun saat Ramadan, muazin langsung mengumandangkan azan tanpa iringan bedug. Kondisi ini telah berlangsung turun-temurun, sebuah tradisi yang telah ada sejak masjid-masjid pertama di desa itu berdiri pada tahun 1984.
Mengapa dan Siapa di Balik Larangan Ini?
Alasan di balik larangan menabuh bedug masjid di Indramayu ini adalah mitos lokal yang kuat, terkait dengan sosok legenda bernama Ki Jumad. Mitos ini dipercaya masyarakat setempat bahwa Ki Jumad adalah jelmaan buaya. Menurut cerita, bedug ini adalah pemberian dari Ki Jumad sebagai penanda bahaya. Jika bedug ditabuh, buaya-buaya akan muncul dari Sungai Cimanuk untuk menolong warga yang dilanda musibah, seperti banjir.
Namun, masyarakat meyakini bahwa menabuh bedug masjid secara rutin, seperti saat waktu salat, dapat mengundang buaya-buaya tersebut tanpa adanya marabahaya. Akibatnya, mereka memutuskan untuk tidak lagi menabuh bedug saat salat.
Kisah tentang bedug masjid di cirebon yang legendaris, seperti Bedug Bolong, juga menunjukkan betapa kuatnya mitos dan tradisi dalam budaya bedug di wilayah Cirebon-Indramayu. Bahkan pengrajin bedug masjid sering kali terinspirasi dari kisah-kisah ini.
Kisah Bedug yang Dihanyutkan dan Ditemukan Kembali
Mitos ini bukan tanpa bukti. Menurut salah satu tokoh masyarakat, pernah suatu ketika ada yang mencoba menabuh bedug mushola, dan seketika itu pula buaya-buaya muncul dari sungai. Akibatnya, bedug itu tidak pernah ditabuh lagi dan akhirnya dihanyutkan ke Sungai Cimanuk. Uniknya, bedug itu tidak hilang, melainkan ditemukan dan diambil oleh orang lain, dan sekarang berada di sebuah masjid di Desa Lobener Lor.
Sejak saat itu, seluruh masjid dan musala di Desa Jatisawit tidak lagi memiliki bedug. Hal ini juga berlaku di Desa Jatisawit Lor, yang dulunya merupakan pecahan dari Desa Jatisawit. Tradisi ini menunjukkan betapa kuatnya kepercayaan lokal yang memengaruhi budaya dan fungsi bedug masjid di daerah tersebut. Kisah ini tentu berbeda dari tradisi yang melahirkan jidor masjid atau bedug besar lainnya di tempat lain.
Dapatkan Bedug Masjid Berkualitas Tinggi Langsung dari Pengrajin Bedug Masjid!
Kisah bedug masjid di Indramayu ini membuktikan betapa kaya dan uniknya tradisi seputar bedug di Indonesia. Jika Anda mencari bedug masjid untuk masjid atau mushola Anda dengan kualitas terbaik dan siap digunakan, kami menyediakan layanan jual bedug masjid langsung dari pengrajin bedug masjid berpengalaman. Kami menjamin Anda mendapatkan produk terbaik dengan harga bedug masjid yang bersaing. Baik untuk bedug mushola atau masjid besar, percayakan kebutuhan Anda kepada kami. Tidak perlu mencari jual bedug terdekat, karena kami menawarkan kualitas premium yang tak tertandingi. Hubungi kami sekarang untuk informasi lebih lanjut dan pemesanan!